Family

posted under by Lady  

Orang tua dan keluarga adalah segalanya buatku. Kita bisa senang klo sampe dirumah karena ada mereka yang nyambut kita. Tp gk begitu ketika mulai merantau ke kota orang, kota metropolitan yang penuh dengan orang-orang, polusi, kendaraan dan gedung2 tinggi, ya iyalah secara kota Jakarta ini tempat org mengais rejeki, mulai dari pengamen, pemulung sampai direktur perusahaan dan orang no 1 di indonesia ada disini.

Selesai wisuda datang kemari dengan penuh semangat dan satu tujuan, kelak aku harus bisa membahagiakan kedua org yang ada di foto itu yang tidak lain adalah mamak dan bapakku. Sesampainya di Jakarta aku tinggal bersama kk-ku yang masih kuliah lanjutin kuliah Analis kesehatannya setelah selesai dari Diakones. Dia pun dengan sabar mengajari aku klo mau kemana2 sendiri, soalnya disini bukan kayak di medan dek, kita duduk terus diangkot, sampai2 dia nungguin aku interview hari pertama di Intimedia, hanya karena biar jangan kesasar, bukan apa2 lewat kampung melayu yang notabene katanya rawan pencopet.

Sebulan berlalu, mamak datang untuk menghadiri wisuda k'dame. Emang dasar orang tua ya yang biasa hidup di kota yang tenang, tiba2 sampai di jakarta langsung ngerasa ini dunia apa ya?. Dia pun bilang, panas kali kota Jakarta ini , nang? Namanya juga Jakarta mak, kami pun menyahut. Sebulan berlalu mamak di Jakarta, akhirnya kakak dan mamak pulang ke medan, karena kuliah sudah selesai dan k'dame akan segera menikah dalam waktu dekat. Huakss sedih kali kurasa, tinggal di kota ini sendiri, pulang kerja biasanya ada kakak yang tungguin trus kami makan malam sama, tp sekarang yang nyambut malah kerincingan di depan pintu yang senantiasa berbunyi dan menghasilkan alunan yang menarik ketika angin berhembus. God aku gk bisa disini sendiri terus, dan akhirnya memutuskan pindah ke Senen bersama teman2ku yang lain.

Hari itupun datang, tepatnya 10 Februari 2007, keluarga kami mengalami dukacita, bapak pergi meninggalkan kami semua setelah dirawat di ruang ICU. Hanya k'lydia, k'liste dan b'empeng yang melihatnya, sementara mamak, b'edu, b'davi, k'dame dan aku hanya bisa dengar suaranya ketika kami conference di telp. Dia gk ada ngomong sepatah katapun, cuma bisa menyahut Hmnnnn, dengan menahan rasa sakit. Jam 3 pagi telpku berbunyi, aku sudah menduga pasti berita buruk. Tuhan semoga bapakku berada disisiMu, aku cuma bisa berdoa begitu dan segera ke bandara menunggu mamak yang datang dari surabaya. Ketemu mamak, badannya udh lemas, gk tau mau bilang apa lagi. Di pesawat dia cuma bisa nangis.

Sampai di bandara medan, kami langsung naik mobil jemputan dan selama di perjalanan, mamak gk henti2nya teriak, "Kenapa gk ditunggu bapak aku nang?". Aku bisa bilang apa2, cuma bisa nangis dan berdoa. Kamipun sampai di rumah dan melihat bapak udh terbaring di tempat tidur dengan tubuh kaku dan berdaya mengenakan jas. Dia pernah bilang ke aku klo dia mau operasi mata ke aku, tp sebelum aku penuhi permintaannya dia udh pergi.

Setahun berlalu, dan desember kemarin adalah natal dan tahun baru pertama adi keluarga kami tanpa bapak. Aku bisa ngeliat mamak yang segitu sedihnya gk ada pemimpin ibadah lagi di keluarga, gk ada lagi dua orang yang di foto itu untuk disalam secara bersamaan, gk ada lagi Opung Lahi-nya cucu bapak. Sekarang mamak yang mulai merasa kehilangan bapakpun, sudah sering terbaring di tempat tidur tak berdaya, gk tau penyakitnya apa walaupun udh diperiksa oleh beberapa dokter. Tuhan semoga Engkau tetap memberikan mamak kekuatan untuk kembali sehat melawan penyakit yang tidak berhasil didiagnosa dokter. Tuhan yang selalu berikan sukacita dikeluargaku, buat abang, kakak dan keponakanku semoga selalu dalam lindunganMu dimanapun mereka berada.

0 comments

Make A Comment
top